RESUME LABLING
METODE
SAMPLING
Ø Pengertian contoh air yang
representatif
RESUME LABLING
METODE
SAMPLING
Ø Pengertian contoh air yang
representatif adalah contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan
air (sungai, waduk, laut, sumur dsb) yang akan diteliti kualitasnya.
Ø Maksud dan tujuan pengambilan
contoh air adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang aakan diteliti
kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya
masih sama dengan karakteristik badan air tersebut
Ø Untuk mendapatkan contoh air
yang representative diperlukan bebebrapa persyaratan diantaranya pemilihan
lokasi yang tepat, teknik pengambilan contoh dan metode pengawetan contoh.
WARNA
Ø Warna air adalah sifat fisik
air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat di dalam air,
bukan disebabkan oleh molekul-molekul itu sendiri, karena air murni itu tidak
berwarna.
Ø Warna dalam air alam dibedakan
atas :
a. Warna sejati, yaitu warna di
dalam air yang disebabkan oleh adanya senyawa organik yang larut, seperti
pelapukan dedaunan atau ranting pohon
b. Warna semu, yaitu warna di
dalam air yang disebabkan oleh zat-zat tersuspensi (kekeruhan). Disebut warna
semu karena sifat warna tersebut akan hilang apabila air tersebut disaring atau
disentrifuge.
KEKERUHAN
Ø Kekeruhan dalam air disebabkan
oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut).
Ø Sumber kekeruhan dalam air
dapat berasal dari berbagai kegiatan manusia, seperti kegiatan pertanian,
pertambangan terbuka, sehingga banyak tanah yang terbawa oleh aliran air hujan.
Ø Partikel-partikel yang
tersuspensi tersebut dapat berupa senyawa organic atau anorganik, yang dapat
menimbulkan efek terhadap kesehatan, estetika dan proses desinfeksi.
KONDUKTIVITAS
(DAYA HANTAR LISTRIK)
Ø DHL adalah kemampuan air untuk
menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena adanya mineral yang
terlarut dalam air yang terionisasi. Ion –ion
tersebut di dalam air berkemapuan untuk menghantarkan arus listrik.
Ø Semakin tinggi kemampuan
menghantarkan arus listrik, berarti semakin banyak ion yang ada di dalam air.
Ø Tujuan dari pengukuran
konduktivitas adalah untuk mengetahui banyak ion – ion yang terlarut dalam air
atau banyak mineral yang terlarut.
pH
Ø pH merupakan parameter untuk
menyatakan suatu keasaman air, untuk menyatakan banyaknya ion H+ di
dalam air, semakin banyak ion H+ dalam air, semakin rendah pH air.
Ø Data pH sangat diperlukan untuk
mengetahui apakah air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk
air minum dipersyaratkan pH antara pH 6,5 – 8,5.
ASIDI
ALKALINITAS
Ø Asiditas adalah kemampuan air
untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air
untuk menetralkan larutan asam.
Ø Penyebab asidi alkalinitas
dalam air adalah H+, CO2, HCO3‑,CO32-
dan OH-.
KLORIDA
Ø Prinsip pengerjaan : klorida
dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit
Ag+ dengan adanya indicator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik
akhir titrasi.
BESI
Ø Adanya besi dalam air akan
mengganggu dalam penggunaan air, misalnya jika digunakan untuk mencuci pakaian,
maka akan terjadi noda-noda dipermukaan kain dari endapan besi.
Ø Metode yang biasa digunakan
untuk analisa besi di laboratorium adalah metode AAS dan metode
phenantroline-spektrofotometri.
Ø Prinsip pengukuran besi
berdasarkan metode phenantroline adalah metode spektrofotometri, yaitu besi di
dalam air direduksi dengan hidroksil amin membentuk Fe2+. Selanjutnya ion Ferro
tersebut direaksikan dengan phenantroline membentuk senyawa komplek yang
berwarna merah. Warna merah tersebut diukur intensitasnya dengan menggunakan
spektro pada panjang gelombang 515 nm.
MANGAN
Ø Metode pengukuran yang umum
digunakan untuk pengukuran mangan di dalam air adalah metode AAS dan metode
persulfate-spektrofotometri.
Ø Prinsip pengukuran mangan
dengan metode persulfate adalah oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam
suasana asama dan panas membentuk MnO4-, yang berwarna merah. Warna
merah yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525nm.
KESADAHAN
Ø Kesadahan dalam air disebabkan
oleh kation logam bervalensi dua, yaitu kasium (Ca2+), magnesium (Mg2+), ferro
(Fe2+) dan mangan (Mn2+).
Ø Kontribusi terbesar penyebab
kesadahan adalah kalsium dan magnesium.
Ø Prinsip pengukurannya
berdasarkan kemampuan senyawa EDTA membentuk senyawa komplek dengan kalsium dan
magnesium pada kondisi pH tertentu.
Ø Kesadahan totalà kalsium dan magnesium dalam
air dalam suasana pH 10 dititrasi dengan larutan Na2-EDTA dengan indicator EBT
membentuk senyawa komplek Ca-EDTA dan Mg-EDTA. Titik akhir titrasi diamati
dengan perubahan warna dari merah-ungu menjadi biru laut.
Ø Kesadahan kalsium à magnesium dalam air pada pH 12
akan mengendap sebagai Mg(OH)2. Sedangkan kalsiumnya dititrasi dengan EDTA
menggunakan indicator murekside. Titik akhir titrasi diamati dari perubahan
warna merah menjadi ungu.
PERCOBAAN
KOAGULASI
Ø Kekeruhan dalam air disebabkan
oleh zat-zat tersuspensi dalam bentuk lumpur kasar, lumpur halus dan koloid.
Pada permukaan koloid bermuatan listrik sehingga koloid sulit untuk bersatu
membentuk partikel ukuran yang lebih besar, akibatnya partikel stabil dan sulit
untuk mengendap.
Ø Senyawa koagulan adalah senyawa
yang mempunyai kemampuan mendestabilisasi koloid (menetralkan muatan listrik
pada permukaan koloid) sehingga koloid dapat bergabung satu sama lain membentuk
flok dengan ukuran yang lebih besar sehingga mudah mengendap.
Ø Tujuan percobaan koagulasi
adalah untuk menentukan dosis koagulan yang optimum yang diperlukan dalam
pengolahan air.
Ø Prinsip dasar percobaan
koagulasi adalah sejumlah volume air ditambah koagulan dengan variasi dosis,
kemudian dilakukan pengocokan cepat 1 menit dengan tujuan untuk mencampurkan
koagulan ke dalam air, sehingga terjadi netralisasi muatan koloid oleh koagulan
(koagulasi), selanjutnya dilakuakn pengocokan lambat yang bertujuan agar
partikel-partikel tersebut bergabung satu sama lain membentuk flok yang lebih
besar (flokulasi).
ZAT
ORGANIK (ANGKA PERMANGANAT)
Ø Pengukuran angka permanganate
adalah pengukuran zat organic dalam air, dimana zat organic di dalam air
dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada temperatur mendidih (100oC)
selama 10 menit.
Ø Kelemahan metode ini adalah
untuk jenis senyawa organic yang mudah menguap, tidak akan terukur karena akan
menguap pada pemanasan di dalam labu Erlenmeyer yang terbuka.
Ø Prinsip pengukuran, zat organic
dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas.
Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.
OKSIGEN
TERLARUT (DO)
Ø Metode pengukuran yang umum
digunakan adalah metode :
a. Titrasi iodometri secara
winkler
b. Elektrometri menggunakan elektroda
membrane (DO meter)
Ø Prinsip pengukuran oksigen
terlarut secara iodometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen
dalam air ditangkap ion Mn2+ dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2.
Selanjutnya endapan tersebut direaksikan dengan KI dalam suasana asam sulfat
membentuk I2. I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat menggunakan
indicator amilum.
Ø Prinsip pengukuran oksigen
terlarut menggunakan elektroda membrane adalah berdasarkan kemampuan membrane
melewatkan molekul oksigen, atau berdasarkan laju difudi gas oksigen melalui
membrane yang terdapat di dalam elektroda.
Ø Pengukuran oksigen terlarut
harus dianalisa sesegera mungkin, karena kelarutan oksigen dalam air sangat
dipengaruhi oleh temperature dan tekanan udara disekitarnya.
BOD
Ø BOD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan olrh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic secara
biologis.
Ø Penguraian zat organic secara
biologis terjadi di alam oleh berbagai jenis mikroorganisme, oleh sebab itu dalam
percobaan BOD harus mengandung bakteri yang cukup untuk terjadi reaksi
penguraian zat organic secara sempurna.
Ø Secara teoritis,waktu yang
dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic secara sempurna dalam percobaan
BOD adalah kira-kira 20 hari (BOD ultimate). Tetapi karena waktu tersebut
terlalu lama, maka dipilih waktu yang diperkirakan sebagian besar zat organic
telah terurai. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata dalam waktu 5 hari
percobaan BOD kira-kira 70-80% zat organic telah terurai.
COD
Ø Parameter COD digunakan secara
luas untuk menentukan tingkat pencemaran oleh senyawa organic dari suatu limbah
domestic maupun air limbah industry.
Ø COD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic, sehingga dapat dikatakan
parameter COD sebagai parameter untuk mengetahui konsentrasi senyawa organic
yang dapat dioksidasi oleh oksidator kuat dalam suasana asam.
Ø Metode standar yang biasa
digunakan adalah metode refluks terbuka,
metode ini cocok untuk berbagai jenis contoh air limbah, tetapi membutuhkan
jumlah contoh air dan pereaksi yang lebih banyak, sehingga kurang ekonomis.
Ø Sedangkan metode refluks
tertutup lebih ekonomis karena volume contoh air dan pereaksi lebih sedikit,
tetapi sampel air harus homogen terutama terhadap suspended solid.
Ø Prinsip pengukuran COD à senyawa organic dalam air
dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam sulfat pada
temperatur 150oC. kelebihan kalium dikromat dititrasi oleh larutan
ferro ammonium sulfat (FAS) dengan indicator ferroin.
contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan
air (sungai, waduk, laut, sumur dsb) yang akan diteliti kualitasnya.
Ø Maksud dan tujuan pengambilan
contoh air adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang aakan diteliti
kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya
masih sama dengan karakteristik badan air tersebut
Ø Untuk mendapatkan contoh air
yang representative diperlukan bebebrapa persyaratan diantaranya pemilihan
lokasi yang tepat, teknik pengambilan contoh dan metode pengawetan contoh.
WARNA
Ø Warna air adalah sifat fisik
air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat di dalam air,
bukan disebabkan oleh molekul-molekul itu sendiri, karena air murni itu tidak
berwarna.
Ø Warna dalam air alam dibedakan
atas :
a. Warna sejati, yaitu warna di
dalam air yang disebabkan oleh adanya senyawa organik yang larut, seperti
pelapukan dedaunan atau ranting pohon
b. Warna semu, yaitu warna di
dalam air yang disebabkan oleh zat-zat tersuspensi (kekeruhan). Disebut warna
semu karena sifat warna tersebut akan hilang apabila air tersebut disaring atau
disentrifuge.
KEKERUHAN
Ø Kekeruhan dalam air disebabkan
oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut).
Ø Sumber kekeruhan dalam air
dapat berasal dari berbagai kegiatan manusia, seperti kegiatan pertanian,
pertambangan terbuka, sehingga banyak tanah yang terbawa oleh aliran air hujan.
Ø Partikel-partikel yang
tersuspensi tersebut dapat berupa senyawa organic atau anorganik, yang dapat
menimbulkan efek terhadap kesehatan, estetika dan proses desinfeksi.
KONDUKTIVITAS
(DAYA HANTAR LISTRIK)
Ø DHL adalah kemampuan air untuk
menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena adanya mineral yang
terlarut dalam air yang terionisasi. Ion –ion
tersebut di dalam air berkemapuan untuk menghantarkan arus listrik.
Ø Semakin tinggi kemampuan
menghantarkan arus listrik, berarti semakin banyak ion yang ada di dalam air.
Ø Tujuan dari pengukuran
konduktivitas adalah untuk mengetahui banyak ion – ion yang terlarut dalam air
atau banyak mineral yang terlarut.
pH
Ø pH merupakan parameter untuk
menyatakan suatu keasaman air, untuk menyatakan banyaknya ion H+ di
dalam air, semakin banyak ion H+ dalam air, semakin rendah pH air.
Ø Data pH sangat diperlukan untuk
mengetahui apakah air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk
air minum dipersyaratkan pH antara pH 6,5 – 8,5.
ASIDI
ALKALINITAS
Ø Asiditas adalah kemampuan air
untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air
untuk menetralkan larutan asam.
Ø Penyebab asidi alkalinitas
dalam air adalah H+, CO2, HCO3‑,CO32-
dan OH-.
KLORIDA
Ø Prinsip pengerjaan : klorida
dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit
Ag+ dengan adanya indicator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik
akhir titrasi.
BESI
Ø Adanya besi dalam air akan
mengganggu dalam penggunaan air, misalnya jika digunakan untuk mencuci pakaian,
maka akan terjadi noda-noda dipermukaan kain dari endapan besi.
Ø Metode yang biasa digunakan
untuk analisa besi di laboratorium adalah metode AAS dan metode
phenantroline-spektrofotometri.
Ø Prinsip pengukuran besi
berdasarkan metode phenantroline adalah metode spektrofotometri, yaitu besi di
dalam air direduksi dengan hidroksil amin membentuk Fe2+. Selanjutnya ion Ferro
tersebut direaksikan dengan phenantroline membentuk senyawa komplek yang
berwarna merah. Warna merah tersebut diukur intensitasnya dengan menggunakan
spektro pada panjang gelombang 515 nm.
MANGAN
Ø Metode pengukuran yang umum
digunakan untuk pengukuran mangan di dalam air adalah metode AAS dan metode
persulfate-spektrofotometri.
Ø Prinsip pengukuran mangan
dengan metode persulfate adalah oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam
suasana asama dan panas membentuk MnO4-, yang berwarna merah. Warna
merah yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525nm.
KESADAHAN
Ø Kesadahan dalam air disebabkan
oleh kation logam bervalensi dua, yaitu kasium (Ca2+), magnesium (Mg2+), ferro
(Fe2+) dan mangan (Mn2+).
Ø Kontribusi terbesar penyebab
kesadahan adalah kalsium dan magnesium.
Ø Prinsip pengukurannya
berdasarkan kemampuan senyawa EDTA membentuk senyawa komplek dengan kalsium dan
magnesium pada kondisi pH tertentu.
Ø Kesadahan totalà kalsium dan magnesium dalam
air dalam suasana pH 10 dititrasi dengan larutan Na2-EDTA dengan indicator EBT
membentuk senyawa komplek Ca-EDTA dan Mg-EDTA. Titik akhir titrasi diamati
dengan perubahan warna dari merah-ungu menjadi biru laut.
Ø Kesadahan kalsium à magnesium dalam air pada pH 12
akan mengendap sebagai Mg(OH)2. Sedangkan kalsiumnya dititrasi dengan EDTA
menggunakan indicator murekside. Titik akhir titrasi diamati dari perubahan
warna merah menjadi ungu.
PERCOBAAN
KOAGULASI
Ø Kekeruhan dalam air disebabkan
oleh zat-zat tersuspensi dalam bentuk lumpur kasar, lumpur halus dan koloid.
Pada permukaan koloid bermuatan listrik sehingga koloid sulit untuk bersatu
membentuk partikel ukuran yang lebih besar, akibatnya partikel stabil dan sulit
untuk mengendap.
Ø Senyawa koagulan adalah senyawa
yang mempunyai kemampuan mendestabilisasi koloid (menetralkan muatan listrik
pada permukaan koloid) sehingga koloid dapat bergabung satu sama lain membentuk
flok dengan ukuran yang lebih besar sehingga mudah mengendap.
Ø Tujuan percobaan koagulasi
adalah untuk menentukan dosis koagulan yang optimum yang diperlukan dalam
pengolahan air.
Ø Prinsip dasar percobaan
koagulasi adalah sejumlah volume air ditambah koagulan dengan variasi dosis,
kemudian dilakukan pengocokan cepat 1 menit dengan tujuan untuk mencampurkan
koagulan ke dalam air, sehingga terjadi netralisasi muatan koloid oleh koagulan
(koagulasi), selanjutnya dilakuakn pengocokan lambat yang bertujuan agar
partikel-partikel tersebut bergabung satu sama lain membentuk flok yang lebih
besar (flokulasi).
ZAT
ORGANIK (ANGKA PERMANGANAT)
Ø Pengukuran angka permanganate
adalah pengukuran zat organic dalam air, dimana zat organic di dalam air
dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada temperatur mendidih (100oC)
selama 10 menit.
Ø Kelemahan metode ini adalah
untuk jenis senyawa organic yang mudah menguap, tidak akan terukur karena akan
menguap pada pemanasan di dalam labu Erlenmeyer yang terbuka.
Ø Prinsip pengukuran, zat organic
dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas.
Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.
OKSIGEN
TERLARUT (DO)
Ø Metode pengukuran yang umum
digunakan adalah metode :
a. Titrasi iodometri secara
winkler
b. Elektrometri menggunakan elektroda
membrane (DO meter)
Ø Prinsip pengukuran oksigen
terlarut secara iodometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen
dalam air ditangkap ion Mn2+ dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2.
Selanjutnya endapan tersebut direaksikan dengan KI dalam suasana asam sulfat
membentuk I2. I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat menggunakan
indicator amilum.
Ø Prinsip pengukuran oksigen
terlarut menggunakan elektroda membrane adalah berdasarkan kemampuan membrane
melewatkan molekul oksigen, atau berdasarkan laju difudi gas oksigen melalui
membrane yang terdapat di dalam elektroda.
Ø Pengukuran oksigen terlarut
harus dianalisa sesegera mungkin, karena kelarutan oksigen dalam air sangat
dipengaruhi oleh temperature dan tekanan udara disekitarnya.
BOD
Ø BOD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan olrh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic secara
biologis.
Ø Penguraian zat organic secara
biologis terjadi di alam oleh berbagai jenis mikroorganisme, oleh sebab itu dalam
percobaan BOD harus mengandung bakteri yang cukup untuk terjadi reaksi
penguraian zat organic secara sempurna.
Ø Secara teoritis,waktu yang
dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic secara sempurna dalam percobaan
BOD adalah kira-kira 20 hari (BOD ultimate). Tetapi karena waktu tersebut
terlalu lama, maka dipilih waktu yang diperkirakan sebagian besar zat organic
telah terurai. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata dalam waktu 5 hari
percobaan BOD kira-kira 70-80% zat organic telah terurai.
COD
Ø Parameter COD digunakan secara
luas untuk menentukan tingkat pencemaran oleh senyawa organic dari suatu limbah
domestic maupun air limbah industry.
Ø COD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic, sehingga dapat dikatakan
parameter COD sebagai parameter untuk mengetahui konsentrasi senyawa organic
yang dapat dioksidasi oleh oksidator kuat dalam suasana asam.
Ø Metode standar yang biasa
digunakan adalah metode refluks terbuka,
metode ini cocok untuk berbagai jenis contoh air limbah, tetapi membutuhkan
jumlah contoh air dan pereaksi yang lebih banyak, sehingga kurang ekonomis.
Ø Sedangkan metode refluks
tertutup lebih ekonomis karena volume contoh air dan pereaksi lebih sedikit,
tetapi sampel air harus homogen terutama terhadap suspended solid.
Ø Prinsip pengukuran COD à senyawa organic dalam air
dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam sulfat pada
temperatur 150oC. kelebihan kalium dikromat dititrasi oleh larutan
ferro ammonium sulfat (FAS) dengan indicator ferroin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar