Powered By Blogger

Senin, 09 Januari 2012

resume laboratorium lingkungan


RESUME LABLING
METODE SAMPLING
Ø  Pengertian contoh air yang representatif
RESUME LABLING
METODE SAMPLING
Ø  Pengertian contoh air yang representatif adalah contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan air (sungai, waduk, laut, sumur dsb) yang akan diteliti kualitasnya.
Ø  Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang aakan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air tersebut
Ø  Untuk mendapatkan contoh air yang representative diperlukan bebebrapa persyaratan diantaranya pemilihan lokasi yang tepat, teknik pengambilan contoh dan metode pengawetan contoh.
WARNA
Ø  Warna air adalah sifat fisik air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat di dalam air, bukan disebabkan oleh molekul-molekul itu sendiri, karena air murni itu tidak berwarna.
Ø  Warna dalam air alam dibedakan atas :
a.       Warna sejati, yaitu warna di dalam air yang disebabkan oleh adanya senyawa organik yang larut, seperti pelapukan dedaunan atau ranting pohon
b.       Warna semu, yaitu warna di dalam air yang disebabkan oleh zat-zat tersuspensi (kekeruhan). Disebut warna semu karena sifat warna tersebut akan hilang apabila air tersebut disaring atau disentrifuge.
KEKERUHAN
Ø  Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut).
Ø  Sumber kekeruhan dalam air dapat berasal dari berbagai kegiatan manusia, seperti kegiatan pertanian, pertambangan terbuka, sehingga banyak tanah yang terbawa oleh aliran air hujan.
Ø  Partikel-partikel yang tersuspensi tersebut dapat berupa senyawa organic atau anorganik, yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan, estetika dan proses desinfeksi.
KONDUKTIVITAS (DAYA HANTAR LISTRIK)
Ø  DHL adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena adanya mineral yang terlarut dalam air yang terionisasi. Ion –ion  tersebut di dalam air berkemapuan untuk menghantarkan arus listrik.
Ø  Semakin tinggi kemampuan menghantarkan arus listrik, berarti semakin banyak ion yang ada di dalam air.
Ø  Tujuan dari pengukuran konduktivitas adalah untuk mengetahui banyak ion – ion yang terlarut dalam air atau banyak mineral yang terlarut.
pH
Ø  pH merupakan parameter untuk menyatakan suatu keasaman air, untuk menyatakan banyaknya ion H+ di dalam air, semakin banyak ion H+ dalam air, semakin rendah pH air.
Ø  Data pH sangat diperlukan untuk mengetahui apakah air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk air minum dipersyaratkan pH antara pH 6,5 – 8,5.
ASIDI ALKALINITAS
Ø  Asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam.
Ø  Penyebab asidi alkalinitas dalam air adalah H+, CO2, HCO3,CO32- dan OH-.


KLORIDA
Ø  Prinsip pengerjaan : klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indicator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik akhir titrasi.
BESI
Ø  Adanya besi dalam air akan mengganggu dalam penggunaan air, misalnya jika digunakan untuk mencuci pakaian, maka akan terjadi noda-noda dipermukaan kain dari endapan besi.
Ø  Metode yang biasa digunakan untuk analisa besi di laboratorium adalah metode AAS dan metode phenantroline-spektrofotometri.
Ø  Prinsip pengukuran besi berdasarkan metode phenantroline adalah metode spektrofotometri, yaitu besi di dalam air direduksi dengan hidroksil amin membentuk Fe2+. Selanjutnya ion Ferro tersebut direaksikan dengan phenantroline membentuk senyawa komplek yang berwarna merah. Warna merah tersebut diukur intensitasnya dengan menggunakan spektro pada panjang gelombang 515 nm.
MANGAN
Ø  Metode pengukuran yang umum digunakan untuk pengukuran mangan di dalam air adalah metode AAS dan metode persulfate-spektrofotometri.
Ø  Prinsip pengukuran mangan dengan metode persulfate adalah oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam suasana asama dan panas membentuk MnO4-, yang berwarna merah. Warna merah yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525nm.
KESADAHAN
Ø  Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation logam bervalensi dua, yaitu kasium (Ca2+), magnesium (Mg2+), ferro (Fe2+) dan mangan (Mn2+).
Ø  Kontribusi terbesar penyebab kesadahan adalah kalsium dan magnesium.
Ø  Prinsip pengukurannya berdasarkan kemampuan senyawa EDTA membentuk senyawa komplek dengan kalsium dan magnesium pada kondisi pH tertentu.
Ø  Kesadahan totalà kalsium dan magnesium dalam air dalam suasana pH 10 dititrasi dengan larutan Na2-EDTA dengan indicator EBT membentuk senyawa komplek Ca-EDTA dan Mg-EDTA. Titik akhir titrasi diamati dengan perubahan warna dari merah-ungu menjadi biru laut.
Ø  Kesadahan kalsium à magnesium dalam air pada pH 12 akan mengendap sebagai Mg(OH)2. Sedangkan kalsiumnya dititrasi dengan EDTA menggunakan indicator murekside. Titik akhir titrasi diamati dari perubahan warna merah menjadi ungu.
PERCOBAAN KOAGULASI
Ø  Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat tersuspensi dalam bentuk lumpur kasar, lumpur halus dan koloid. Pada permukaan koloid bermuatan listrik sehingga koloid sulit untuk bersatu membentuk partikel ukuran yang lebih besar, akibatnya partikel stabil dan sulit untuk mengendap.
Ø  Senyawa koagulan adalah senyawa yang mempunyai kemampuan mendestabilisasi koloid (menetralkan muatan listrik pada permukaan koloid) sehingga koloid dapat bergabung satu sama lain membentuk flok dengan ukuran yang lebih besar sehingga mudah mengendap.
Ø  Tujuan percobaan koagulasi adalah untuk menentukan dosis koagulan yang optimum yang diperlukan dalam pengolahan air.
Ø  Prinsip dasar percobaan koagulasi adalah sejumlah volume air ditambah koagulan dengan variasi dosis, kemudian dilakukan pengocokan cepat 1 menit dengan tujuan untuk mencampurkan koagulan ke dalam air, sehingga terjadi netralisasi muatan koloid oleh koagulan (koagulasi), selanjutnya dilakuakn pengocokan lambat yang bertujuan agar partikel-partikel tersebut bergabung satu sama lain membentuk flok yang lebih besar (flokulasi).

ZAT ORGANIK (ANGKA PERMANGANAT)
Ø  Pengukuran angka permanganate adalah pengukuran zat organic dalam air, dimana zat organic di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada temperatur mendidih (100oC) selama 10 menit.
Ø  Kelemahan metode ini adalah untuk jenis senyawa organic yang mudah menguap, tidak akan terukur karena akan menguap pada pemanasan di dalam labu Erlenmeyer yang terbuka.
Ø  Prinsip pengukuran, zat organic dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Ø  Metode pengukuran yang umum digunakan adalah metode :
a.       Titrasi iodometri secara winkler
b.       Elektrometri menggunakan elektroda membrane (DO meter)
Ø  Prinsip pengukuran oksigen terlarut secara iodometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen dalam air ditangkap ion Mn2+ dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2. Selanjutnya endapan tersebut direaksikan dengan KI dalam suasana asam sulfat membentuk I2. I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat menggunakan indicator amilum.
Ø  Prinsip pengukuran oksigen terlarut menggunakan elektroda membrane adalah berdasarkan kemampuan membrane melewatkan molekul oksigen, atau berdasarkan laju difudi gas oksigen melalui membrane yang terdapat di dalam elektroda.
Ø  Pengukuran oksigen terlarut harus dianalisa sesegera mungkin, karena kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh temperature dan tekanan udara disekitarnya.
BOD
Ø  BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan olrh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic secara biologis.
Ø  Penguraian zat organic secara biologis terjadi di alam oleh berbagai jenis mikroorganisme, oleh sebab itu dalam percobaan BOD harus mengandung bakteri yang cukup untuk terjadi reaksi penguraian zat organic secara sempurna.
Ø  Secara teoritis,waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic secara sempurna dalam percobaan BOD adalah kira-kira 20 hari (BOD ultimate). Tetapi karena waktu tersebut terlalu lama, maka dipilih waktu yang diperkirakan sebagian besar zat organic telah terurai. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata dalam waktu 5 hari percobaan BOD kira-kira 70-80% zat organic telah terurai.
COD
Ø  Parameter COD digunakan secara luas untuk menentukan tingkat pencemaran oleh senyawa organic dari suatu limbah domestic maupun air limbah industry.
Ø  COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic, sehingga dapat dikatakan parameter COD sebagai parameter untuk mengetahui konsentrasi senyawa organic yang dapat dioksidasi oleh oksidator kuat dalam suasana asam.
Ø  Metode standar yang biasa digunakan adalah metode refluks terbuka, metode ini cocok untuk berbagai jenis contoh air limbah, tetapi membutuhkan jumlah contoh air dan pereaksi yang lebih banyak, sehingga kurang ekonomis.
Ø  Sedangkan metode refluks tertutup lebih ekonomis karena volume contoh air dan pereaksi lebih sedikit, tetapi sampel air harus homogen terutama terhadap suspended solid.
Ø  Prinsip pengukuran COD à senyawa organic dalam air dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam sulfat pada temperatur 150oC. kelebihan kalium dikromat dititrasi oleh larutan ferro ammonium sulfat (FAS) dengan indicator ferroin.
contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan air (sungai, waduk, laut, sumur dsb) yang akan diteliti kualitasnya.
Ø  Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang aakan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air tersebut
Ø  Untuk mendapatkan contoh air yang representative diperlukan bebebrapa persyaratan diantaranya pemilihan lokasi yang tepat, teknik pengambilan contoh dan metode pengawetan contoh.
WARNA
Ø  Warna air adalah sifat fisik air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat di dalam air, bukan disebabkan oleh molekul-molekul itu sendiri, karena air murni itu tidak berwarna.
Ø  Warna dalam air alam dibedakan atas :
a.       Warna sejati, yaitu warna di dalam air yang disebabkan oleh adanya senyawa organik yang larut, seperti pelapukan dedaunan atau ranting pohon
b.       Warna semu, yaitu warna di dalam air yang disebabkan oleh zat-zat tersuspensi (kekeruhan). Disebut warna semu karena sifat warna tersebut akan hilang apabila air tersebut disaring atau disentrifuge.
KEKERUHAN
Ø  Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut).
Ø  Sumber kekeruhan dalam air dapat berasal dari berbagai kegiatan manusia, seperti kegiatan pertanian, pertambangan terbuka, sehingga banyak tanah yang terbawa oleh aliran air hujan.
Ø  Partikel-partikel yang tersuspensi tersebut dapat berupa senyawa organic atau anorganik, yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan, estetika dan proses desinfeksi.
KONDUKTIVITAS (DAYA HANTAR LISTRIK)
Ø  DHL adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena adanya mineral yang terlarut dalam air yang terionisasi. Ion –ion  tersebut di dalam air berkemapuan untuk menghantarkan arus listrik.
Ø  Semakin tinggi kemampuan menghantarkan arus listrik, berarti semakin banyak ion yang ada di dalam air.
Ø  Tujuan dari pengukuran konduktivitas adalah untuk mengetahui banyak ion – ion yang terlarut dalam air atau banyak mineral yang terlarut.
pH
Ø  pH merupakan parameter untuk menyatakan suatu keasaman air, untuk menyatakan banyaknya ion H+ di dalam air, semakin banyak ion H+ dalam air, semakin rendah pH air.
Ø  Data pH sangat diperlukan untuk mengetahui apakah air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk air minum dipersyaratkan pH antara pH 6,5 – 8,5.
ASIDI ALKALINITAS
Ø  Asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam.
Ø  Penyebab asidi alkalinitas dalam air adalah H+, CO2, HCO3,CO32- dan OH-.


KLORIDA
Ø  Prinsip pengerjaan : klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indicator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik akhir titrasi.
BESI
Ø  Adanya besi dalam air akan mengganggu dalam penggunaan air, misalnya jika digunakan untuk mencuci pakaian, maka akan terjadi noda-noda dipermukaan kain dari endapan besi.
Ø  Metode yang biasa digunakan untuk analisa besi di laboratorium adalah metode AAS dan metode phenantroline-spektrofotometri.
Ø  Prinsip pengukuran besi berdasarkan metode phenantroline adalah metode spektrofotometri, yaitu besi di dalam air direduksi dengan hidroksil amin membentuk Fe2+. Selanjutnya ion Ferro tersebut direaksikan dengan phenantroline membentuk senyawa komplek yang berwarna merah. Warna merah tersebut diukur intensitasnya dengan menggunakan spektro pada panjang gelombang 515 nm.
MANGAN
Ø  Metode pengukuran yang umum digunakan untuk pengukuran mangan di dalam air adalah metode AAS dan metode persulfate-spektrofotometri.
Ø  Prinsip pengukuran mangan dengan metode persulfate adalah oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam suasana asama dan panas membentuk MnO4-, yang berwarna merah. Warna merah yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525nm.
KESADAHAN
Ø  Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation logam bervalensi dua, yaitu kasium (Ca2+), magnesium (Mg2+), ferro (Fe2+) dan mangan (Mn2+).
Ø  Kontribusi terbesar penyebab kesadahan adalah kalsium dan magnesium.
Ø  Prinsip pengukurannya berdasarkan kemampuan senyawa EDTA membentuk senyawa komplek dengan kalsium dan magnesium pada kondisi pH tertentu.
Ø  Kesadahan totalà kalsium dan magnesium dalam air dalam suasana pH 10 dititrasi dengan larutan Na2-EDTA dengan indicator EBT membentuk senyawa komplek Ca-EDTA dan Mg-EDTA. Titik akhir titrasi diamati dengan perubahan warna dari merah-ungu menjadi biru laut.
Ø  Kesadahan kalsium à magnesium dalam air pada pH 12 akan mengendap sebagai Mg(OH)2. Sedangkan kalsiumnya dititrasi dengan EDTA menggunakan indicator murekside. Titik akhir titrasi diamati dari perubahan warna merah menjadi ungu.
PERCOBAAN KOAGULASI
Ø  Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat tersuspensi dalam bentuk lumpur kasar, lumpur halus dan koloid. Pada permukaan koloid bermuatan listrik sehingga koloid sulit untuk bersatu membentuk partikel ukuran yang lebih besar, akibatnya partikel stabil dan sulit untuk mengendap.
Ø  Senyawa koagulan adalah senyawa yang mempunyai kemampuan mendestabilisasi koloid (menetralkan muatan listrik pada permukaan koloid) sehingga koloid dapat bergabung satu sama lain membentuk flok dengan ukuran yang lebih besar sehingga mudah mengendap.
Ø  Tujuan percobaan koagulasi adalah untuk menentukan dosis koagulan yang optimum yang diperlukan dalam pengolahan air.
Ø  Prinsip dasar percobaan koagulasi adalah sejumlah volume air ditambah koagulan dengan variasi dosis, kemudian dilakukan pengocokan cepat 1 menit dengan tujuan untuk mencampurkan koagulan ke dalam air, sehingga terjadi netralisasi muatan koloid oleh koagulan (koagulasi), selanjutnya dilakuakn pengocokan lambat yang bertujuan agar partikel-partikel tersebut bergabung satu sama lain membentuk flok yang lebih besar (flokulasi).

ZAT ORGANIK (ANGKA PERMANGANAT)
Ø  Pengukuran angka permanganate adalah pengukuran zat organic dalam air, dimana zat organic di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada temperatur mendidih (100oC) selama 10 menit.
Ø  Kelemahan metode ini adalah untuk jenis senyawa organic yang mudah menguap, tidak akan terukur karena akan menguap pada pemanasan di dalam labu Erlenmeyer yang terbuka.
Ø  Prinsip pengukuran, zat organic dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Ø  Metode pengukuran yang umum digunakan adalah metode :
a.       Titrasi iodometri secara winkler
b.       Elektrometri menggunakan elektroda membrane (DO meter)
Ø  Prinsip pengukuran oksigen terlarut secara iodometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen dalam air ditangkap ion Mn2+ dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2. Selanjutnya endapan tersebut direaksikan dengan KI dalam suasana asam sulfat membentuk I2. I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat menggunakan indicator amilum.
Ø  Prinsip pengukuran oksigen terlarut menggunakan elektroda membrane adalah berdasarkan kemampuan membrane melewatkan molekul oksigen, atau berdasarkan laju difudi gas oksigen melalui membrane yang terdapat di dalam elektroda.
Ø  Pengukuran oksigen terlarut harus dianalisa sesegera mungkin, karena kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh temperature dan tekanan udara disekitarnya.
BOD
Ø  BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan olrh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic secara biologis.
Ø  Penguraian zat organic secara biologis terjadi di alam oleh berbagai jenis mikroorganisme, oleh sebab itu dalam percobaan BOD harus mengandung bakteri yang cukup untuk terjadi reaksi penguraian zat organic secara sempurna.
Ø  Secara teoritis,waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic secara sempurna dalam percobaan BOD adalah kira-kira 20 hari (BOD ultimate). Tetapi karena waktu tersebut terlalu lama, maka dipilih waktu yang diperkirakan sebagian besar zat organic telah terurai. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata dalam waktu 5 hari percobaan BOD kira-kira 70-80% zat organic telah terurai.
COD
Ø  Parameter COD digunakan secara luas untuk menentukan tingkat pencemaran oleh senyawa organic dari suatu limbah domestic maupun air limbah industry.
Ø  COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic, sehingga dapat dikatakan parameter COD sebagai parameter untuk mengetahui konsentrasi senyawa organic yang dapat dioksidasi oleh oksidator kuat dalam suasana asam.
Ø  Metode standar yang biasa digunakan adalah metode refluks terbuka, metode ini cocok untuk berbagai jenis contoh air limbah, tetapi membutuhkan jumlah contoh air dan pereaksi yang lebih banyak, sehingga kurang ekonomis.
Ø  Sedangkan metode refluks tertutup lebih ekonomis karena volume contoh air dan pereaksi lebih sedikit, tetapi sampel air harus homogen terutama terhadap suspended solid.
Ø  Prinsip pengukuran COD à senyawa organic dalam air dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam sulfat pada temperatur 150oC. kelebihan kalium dikromat dititrasi oleh larutan ferro ammonium sulfat (FAS) dengan indicator ferroin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar