RBC atau rotating biological contactor ialah suatu
proses pengolahan limbah cair dengan menggunakan metode dimana unit pengolah
air limbah ini berotasi dengan pusat pada sumbu atau as yang digerakkan oleh
motor drive system dan/atau tiupan udara (air drive system) dari difusser yang
dibenam dalam air limbah, di bawah media. Berbahan plastik, media tempat
pelekatan mikroba dipasang sedemikian rupa sehingga terjadi kontak yang
seluas-luasnya dengan
air limbah dan oksigen yang terjadi silih berganti. Dimana
metodenya melibatkan kontak dengan unsure-unsur biologi di dalam perputaran
ataupun rotasi.
B. Prinsip kerja
Mekanisme aerasinya terjadi ketika mikroba terpapar
oksigen di luar air limbah sehingga terjadi pelarutan oksigen akibat difusi.
Sesaat kemudian, mikroba ini tercelup lagi ke dalam air limbah sekaligus
memberikan oksigen kepada mikroba yang tersuspensi di dalam bak. Bersamaan
dengan itu terjadi juga reintake material organik dan anorganik yang melekat di
dalam biofilm. Tetesan air berbutir-butir yang jatuh dari media plastik dan
bagian biofilm yang melekat di permukaan plastik juga memberikan peluang
reaerasi. Begitu seterusnya secara kontinyu 24 jam sehari, ada bagian yang
terendam air, ada bagian yang terpapar oksigen.
C. Kelebihan dan kekurangan rotating biological
Contactor Adapun keurangan dari proses rotating biological contactor ini ialah
;
·
karena waktu kontaknya lebih lama, bisa mencapai
8-10 jam,
·
kebutuhan lahannya relatif sempit,
·
permukaan kontaknya relatif luas,
·
tahan terhadap beban kejut (shock looading)
organik dan hidrolis,
·
peluruhan biomassa berlebihnya efektif.
·
Konsumsi
atau kebutuhan energi listriknya juga rendah dibandingkan dengan aerasi mekanis
pada activated sludge dan trickling filter.
·
RBC juga mampu mengolah air limbah timbulan
aktivitas pertambangan yang mengandung senyawa beracun, besi, sianida,
selenium, dll.
Sedangkan
kekurangannya yaitu ;
·
Masalah utama RBC adalah kerusakan pada
materialnya seperti as, coupling, bearing, rantai, gear box, motor listrik,
dll.
·
Biaya
kapital dan pemasangan RBC bisa lebih mahal daripada activated sludge per debit
per kualitas air limbah yang setara. Secara bioproses, kalau oksigen
terlarutnya rendah dan ada sulfida di dalam air limbahnya maka bakteri
pengganggu seperti Beggiatoa akan tumbuh di media RBC.
·
Dibandingkan dengan unit lumpur aktif
konvensional, biaya investasi RBC menjadi mahal kalau debit air olahannya
besar. Oleh sebab itu, RBC lebih cocok diterapkan pada debit kecil, misalnya
untuk air limbah rumah sakit, hotel, pabrik, kampus.
·
Dalam desainnya, meskipun sudah banyak diteliti,
belum banyak terungkap parameter desain yang berkaitan dengan bioproses kecuali
rumus-rumus empiris. Itu sebabnya, desainer RBC selalu menggunakan tabel dan
grafik yang dibuat oleh praktisi dan didasarkan
·
pada parameter dari instalasi yang sudah
dibangun.
D . Aplikasi Rotating
biological Contactor
Kinerja RBC bergantung juga pada jumlah
kompartemennya. Satu modul bisa berisi empat atau \lima kompartemen. Di
kompartemen pertama bisa ditambahkan aliran balik menuju unit pengendap awal
agar kondisinya tidak terlalu anaerobik sehingga bau busuknya berkurang
sekaligus membantu dinamika pertumbuhan mikroba. Begitu juga di kompartemen
akhir bisa dipasang aliran balik menuju unit pengendap awal dengan maksud
serupa. Umumnya, media kontak RBC terendam di dalam air limbah setinggi 40%
dari diameternya. Kecepatan putarannya antara 1 – 3 putaran per menit. Putaran
ini memberikan energi yang cukup bagi gaya hidrolis untuk meluruhkan biofilm
dan aliran airnya turbulen supaya padatannya tetap tersuspensi (tidak
mengendap). Waktu tinggal hidrolisnya di dalam setiap modul relatif singkat,
yaitu 20 menit pada beban normal. Setiap tahap atau modulnya cenderung
beroperasi sebagai reaktor teraduk sempurna.
Berkaitan dengan media lekat mikrobanya, ada beberapa bahan yang dapat digunakan. Yang sering dipilih adalah media plastik HDPE (high-density polyethylene) berdiameter antara 2 – 4 m, dengan ketebalan mencapai 10 mm. Bentuk media bisa berupa lembaran pelat tetapi bisa juga berupa pipa-pipa atau tabung yang dipasang pada satu poros besi dengan bentangan mencapai 8 m. Media beserta poros dan motornya ini disebut satu modul yang terus berotasi di dalam bak. Beberapa modul dapat dipasang secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan debit air limbah yang diolah. Biasanya antarmodul dipisahkan oleh sekat (baffle) untuk menghindari aliran singkat (short circuiting) di dalam tangki (bak). Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur air limbah, konsentrasi substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas permukaan media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut.
Berkaitan dengan media lekat mikrobanya, ada beberapa bahan yang dapat digunakan. Yang sering dipilih adalah media plastik HDPE (high-density polyethylene) berdiameter antara 2 – 4 m, dengan ketebalan mencapai 10 mm. Bentuk media bisa berupa lembaran pelat tetapi bisa juga berupa pipa-pipa atau tabung yang dipasang pada satu poros besi dengan bentangan mencapai 8 m. Media beserta poros dan motornya ini disebut satu modul yang terus berotasi di dalam bak. Beberapa modul dapat dipasang secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan debit air limbah yang diolah. Biasanya antarmodul dipisahkan oleh sekat (baffle) untuk menghindari aliran singkat (short circuiting) di dalam tangki (bak). Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur air limbah, konsentrasi substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas permukaan media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut.
Umumnya, untuk mengolah air limbah
domestik RBC tidak memerlukan pembibitan (seeding) mikroba. Sebab, mikroba
sudah tersedia dalam jumlah yang cukup sebagai awal dalam memulai proses.
Kira-kira sepekan sampai dua pekan setelah dimulai pengolahannya, di permukaan
media akan menempel biomassa setebal 1 – 4 mm. Ketebalan ini bergantung pada
kekuatan air limbah dan kecepatan rotasi media lekat. Menurut Antonie, 1978,
konsentrasi mikroba tersebut mencapai 50.000 – 100.000 mg/l, suatu jumlah yang
sangat tinggi sehingga cukup banyak zat pencemar organik dan nitrogen yang
dihilangkannya dengan bantuan oksigen terlarut.
Seperti umumnya pengolahan air limbah
secara biologi, RBC merupakan bioproses ”peternakan” mikroba (bakteri).
Jenis-jenis mikroba yang biasa ditemukan di RBC ialah bakteri berfilamen
seperti Sphaerotilus, Beggiatoa, Cladothrix, Nocardia, Oscillatoria, dan juga
jenis fungi, yaitu Fusarium, meskipun jarang. Mikroba yang nonfilamen antara
lain: Zocloea, Aerobacter, Escherichia coli, algae, dan spirilla. Jenis dan
konsentrasi mikroba bisa berbeda antara satu modul dengan modul lainnya dan ini
dipengaruhi oleh beban organiknya. Semua mikroba di atas bahu-membahu mengolah
pencemar organik di dalam air limbah dengan cara mengoksidasinya dalam kondisi
aerob. Dalam kondisi normal, senyawa polutan berbasis karbon akan disisihkan
lebih dulu di modul satu RBC. Penyisihan karbon bisa tuntas di modul satu atau
modul dua ini tetapi proses nitrifikasi baru selesai di modul lima atau
sesudahnya. Seperti pada proses di dalam bio-tower, nitrifikasi akan terjadi
hanya setelah konsentrasi karbon direduksi secara signifikan. Oleh sebab itu,
kebanyakan RBC terdiri atas empat atau lima modul seri untuk memberikan
kesempatan proses nitrifikasi terjadi secara lengkap. Setelah lewat RBC, air
limbah lantas masuk ke klarifir dan biomassa mulai mengendap secara gravitasi.
Klarifir dalam sistem RBC ini tidak
menyalurkan sludge endapannya ke RBC seperti yang terjadi pada activated
sludge. Efluen klarifirnya sudah bisa langsung dibuang ke badan air penerima
tanpa perlu diklorinasi. Apabila efluen ini akan digunakan kembali maka perlu
dilengkapi dengan teknologi pengolahan air minum pada umumnya (seperti yang
sering diterapkan di PDAM) ditambah dengan unit karbon aktif dan teknologi
membran. Dengan demikian, RBC menjadi salah satu alternatif teknologi yang akan
makin banyak diterapkan, terutama untuk populasi kecil seperti hotel,
apartemen, rumah sakit, pabrik, kantor, kampus, dll., sekaligus mendukung
konsep
desentralisasi dalam pengolahan air limbah
atau semacam ”on-site system”, bukan sistem perpipaan (sewerage). *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar