Sejarah Kota Bandung
Kota Bandung tidak
berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota Bandung dibangun
dengan tenggang waktu cukup jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten
Bandung dibentuk sekitar pertengahan abad ke-17 masehi, secara pasti tidak
diketahui berapa lama Kota Bandung dibangun. Kota Bandung dibangun bukan atas
prakarsa Daendles, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung. Pembangunan Kota
Bandung langsung dipimpin oleh Bupati. Bupati R. A Wiranatakusuma II adalah
pendiri (the founding father) Kota Bandung.
Kota Bandung diresmikan
sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25
September 1810. Awalnya, Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang
Dayeh Kolot) kira-kira 11 kilometer kearah selatan dari pusat Kota Bandung
sekarang. Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-6, yaitu R.A
Wiranatakusuma II (1794-1829) yang dijuluki “Dalem Kaum1”, kekuasaan di
Nusantara beralih dari komponen ke pemerintahan Hindia Belanda, dengan gubernur
jendral pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Daendels membangun Jalan
Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat ke Panarukan di ujung
timur Jawa Timur kira-kira 1000 km) untuk kelancaran tugasnya di Pulau Jawa.
Jalan Raya Pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan
memperlebar jalan yang telah ada.
Jalan raya pos itu
adalah Jalan Raya Sudirman, Jalan Raya Asia Afrika, Jalan Raya Ahmad Yani,
berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Bupati Bandung sudah merencanakan untuk
memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang
strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong
berupa hutan, terletak di tepi barat sungai Cikapundung, tepi selatan jalan
raya pos yang sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan
ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai pusat ibukota
pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda
banjir bila musim hujan.
Tahun
1808 atau awal 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak
mendekati lahan yang akan dijadikan ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal di
Cikalintu (daerah Cipaganti). Kemudian berpindah ke Balubur Hilir, selanjutnya
berpindah ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan Sekarang).
Tanggal 21 Februari 1906, pada masa pemerintahan R.A.A Martanegara (1893-1918).
Kota Bandung sebagai ibukota Kabupaten Bandung, statusnya berubah menjadi
Gemente (Kota Pradja), dengan pejabat Walikota pertama adalah tuan B. Coops.
Sejak saat itulah Kota Bandung resmi terlepas dari pemerintahan Kabupaten
Bandung sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar